KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik serta hinayahnya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Isu-isu
Lingkungan dan Solusinya”.
Dalam
kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah
SWT, yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis merasa
tenang dan selalu diberikan kemampuan berfikir dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua
orang tua.
3. Ibu
Martala Sari, M.Sc. sebagai dosen mata
kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
4. Para
sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi baik dalam perkuliahan maupun dalam pergaulan
sehingga bermanfaat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh
dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Pekanbaru,
16 Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... 1
Daftar isi.................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1 Latar
Belakang............................................................................................. 3
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................ 3
1.3 Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
2.1 Isu Lingkungan Global................................................................................. 5
2.2 Isu Lingkungan Nasional........................................................................... 10
2.3 Isu
Lingkungan Lokal................................................................................ 11
2.4 Solusi
Mengatasi Isu Lingkungan.............................................................. 12
BAB III PENUTUP............................................................................................... 14
Kesimpulan............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sekarang ini berlangsung sangat cepat. Banyak komponen kehidupan
manusia yang tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti
sandang, pangan, dan papan. Manusia sekarang ini hampir tidak dapat hidup tanpa
teknologi. Teknologi dapat dengan mudah dijumpai di belahan bumi manapun dan
usia berapapun, dapat dipastikan teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok
manusia pada zaman sekarang ini. Namun, ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia
untuk menciptakan teknologi canggih tersebut, sebagian besar diambil dari alam.
Pemanfaatan teknologi dari alam oleh
manusia yang berlebihan dapat merusak keseimbangan ekosistem dan mengakibatkan
kerugian bagi manusia dan alam. Manusia mengekspoitasi alam sebanyak-banyaknya
tetapi tidak memperbaikinya. Hal tersebutlah yang menyebabkan berbagai masalah
muncul. Masalah yang muncul dari kerusakan alam antara lain pemanasan global,
keracunan zat adiktif, banjir, kerusakan hutan, sampah, dan banjir lumpur
lapindo di Indonesia. Oleh karena itu, kami akan mengkaji masalah tersebut
dalam makalah yang berjudul “Isu-isu Lingkungan dan Solusinya”.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana isu lingkungan global ?
2.
Bagaimana isu lingkungan nasional ?
3.
Bagaimana isu lingkungan lokal ?
4. Bagaimana solusinya mengatasi isu
lingkungan ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui tentang
isu lingkungan global.
2. Mengetahui tentang
isu lingkungan nasional.
3. Mengetahui tentang
isu lingkungan lokal.
4. Mengetahui tentang solusi mengatasi isu lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isu Lingkungan Global
Masalah yang dialami bumi sekarang ini adalah pemanasan
global. Menurut tim IAD MKU UMS, TIM MUP (2008:150), pemanasan global adalah
peningkatan suhu bumi, yang meliputi peningkatan suhu atmosfer, hidrosfer, dan
suhu lithosfer.
Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas
sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran
bahan bakar fosil. Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari
sinar matahari akan masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan
sampai bumi dan menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap
oleh bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika atmosfer
bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi tidak dapat diteruskan
ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi.
Adanya pemanasan global
menyebabkan banyak pengaruh pada kehidupan yang ada di bumi. Beberapa akibat
dari pemanasan global adalah sebagai berikut.
1.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global,
daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas
lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair
dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan
Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin
tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang
ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam
akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak
air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan
atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca. Sehingga, keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air
yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, akibatnya akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di
mana
hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat
sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan
mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan
pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2.
Peningkatan Permukaan Laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah
dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat,
lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar
dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es
di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air
di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 -
10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan
lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan
di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen
daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat
air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat
memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk,
tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka
laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades.
3.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya
tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat
menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai
reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih
hebat.
4.
Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit
menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari
daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5.
Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan
lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
panas (heat
stroke)
dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga
akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan
peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir,
badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam
biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit,
dan lain-lain.
6.
Dampak Terhadap Kesehatan Manusia
Pergeseran ekosistem
dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases)
maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti
meningkatnya kejadian Demam
Berdarah
karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang
biak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka ada beberapa spesies vektor
penyakit (eq Aedes aegypti), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu
bisa diprediksikan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan
terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal
ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change) yang bisa berdampak
kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau
panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu).
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah
pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne
disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang
tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis,
dan lain-lain.
7.
Perdebatan tentang Pemanasan Global
Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari
pemanasan global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah suhu
benar-benar meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi
tetapi tetap membantah bahwa masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang
keadaan pada masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti
yang menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen
bahwa siklus alami dapat juga meningkatkan suhu. Mereka juga menunjukkan fakta-fakta
bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah.
Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung
menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model
pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama,
pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20,
bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua,
jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi
oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak
memanas secepat prediksi model. Akan tetapi, pendukung adanya pemanasan global
yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan tersebut.
Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh
besarnya polusi udara yang menyebarkan
partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, juga
dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar
Matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi
efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yang menyebabkan
udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan global sejak 1900 yang ternyata
tidak seperti yang diprediksi disebabkan penyerapan panas secara besar oleh
lautan. Para ilmuwan telah lama memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup
data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) memberikan hasil analisis baru tentang suhu
air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir.
Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan. Suhu
laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat
Fahrenheit) daripada suhu rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan
tetapi cukup berarti.
Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi
lebih sedikit pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut
beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran
atmosfer dari permukaan Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari 2000,
sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences untuk membahas
masalah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi.
Akan tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak
dapat dijelaskan secara jelas.
Upaya untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
1.
Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan global
karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap CO2 dan menghasilkan
O2. Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida di udara yang dapat
memicu menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
2.
Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak pembalakan
liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
3. Melakukan
efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan bakar fosil
juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut, kerena
bahanbakar fosil tidak dapat diperbarui.
4. Mencari
alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh
masyarakat luas.
2.2 Isu
Lingkungan Nasional
Di
negara Indonesia banyak terjadi perusakan lingkungan yang mengakibatkan
tidak
seimbangnya ekosistem di alam. Menurut TIM IAD MIKU & TIM MUP (2012:155),
ada beberapa isu lingkungan nasional, diantaranya :
1. Banjir
Banjir
merupakan suatu peristiwa terbenamnya daratan (yang pada keadaan normal kering) karena meningkatnya volume air.
Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya akibat pemanasan global,
yaitu dapat meningkatkan tinggi permukaan air laut, sehingga beberapa daerah di
pesisir pantai akan terkena luapan air tersebut. Selain itu banjir juga disebabkan
karena meningkatnya curah hujan dan tidak adanya saluran air yang baik dan
cukup untuk menampung air hujan. Banjir juga dapat disebabkan karena peluapan
air sungai akibat meningkatnya curah hujan
atau karena sebab lain, seperti pecahnya bendungan sungai. Banjir yang
banyak melanda kota-kota besar biasanya disebabkan karena kurangnya kesadaran
masyarakat yang membuang sampah ke sungai atau saluran air lain. Banjir juga
disebabkan oleh kurangnya resapan air karena tanah telah tertutup bangunan. Banjir
menyebabkan kerugian pada segi perekonomian, kesehatan, dan lingkungan.
2. Kerusakan hutan di Indonesia
Hutan
di Indonesia banyak berkurang dan yang masih ada banyak mengalami kerusakan.
Penyebab kerusakan hutan paling besar karena ulah manusia. Manusia melakukan
eksploitasi dari hutan secara berlebihan dan mengabaikan segi ekologisnya.
Faktor alam yang merusak hutan salah satunya adalah kebakaran hutan. Kebakaran
hutan ini dipicu oleh musim kemarau yang panjang maupun pemanasan global.
3. Sampah
Manusia
sebagai konsumen setiap harinya menghasilkan sampah/limbah. Limbah yang
dihasilkan berupa organik dan anorganik. Sampah anorganik dihasilkan dari rumah
tangga maupun industri. Sampah merupakan masalah sosial yang dapat menyebabkan
konflik. Di Indonesia masalah sampah kurang mendapat penanganan yang baik.
4. Banjir lumpur panas di Sidoarjo
Banjir
lumpur panas di Sidoarjo merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di
lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas sejak tanggal 27 Mei 2006. Bajir lumpur
panas tersebut terus meningkat dan penyebab utama semburan tersebut belum
jelas. Semburan tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman, pertanian,
dan peridustrian. Masalah banjir lumpur panas ini telah menjadi masalah
nasional, yang memaksa pemerintah pusat turut campur dalam upaya
penanggulannya.
2.3 Isu
Lingkungan Lokal
Ada beberapa penyebab masalah
lingkungan lokal, diantaranya :
1. Kekeringan :
kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air
tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan
makhluk hidup yang
lainnya. Dampak: menyebabkan gangguan kesehatan,
keterancaman pangan.
2. Banjir :
merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan
karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena
hijauan penahan air larian berkurang. Dampak: gangguan kesehatan, penyakit
kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan, dll.
3. Longsor :
adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang.
Dampaknya: terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu
perekonomian dan kegiatan transportasi.
4. Erosi pantai
: adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut. Dampak:
menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti
kegiatan pariwisata.
5. Instrusi Air
Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh
manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
2.4 Solusi
Mengatasi Isu Lingkungan
·
Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi pencemaran air :
-
Pemakaian jumlah pupuk
dan insektisida yang tepat dan sesuai aturan.
- Pengolahan kembali yang
benar limbah industri agar tidak lagi membahayakan pada lingkungannya.
-
Pengurangan penggunaan
bahan kimia yang dapat merubah keasaman atau kebasaan air.
-
Kesadaran diri agar
membuang sampah pada tepatnya.
-
Pemanfaatan limbah
domestik menjadi kerajinan tangan dan lainnya.
·
Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi pencemaran tanah :
-
Penggunaan insektisida
dan pupuk yang benar dan jumlah yang tepat.
-
Pengolahan limbah
industri yang baik dan benar, sehingga tidak lagi merusak tanah.
-
Pemanfaatan kembali
limbah yang masih bisa digunakan menjadi kerajinan tangan dan lainya.
-
Mendaur ulang kembali
sampah plastik, kertas dan kaca.
·
Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi pencemaran udara :
-
Pengendalian jumlah
kendaraan.
-
Penggunaan teknologi
ramah lingkungan
-
Pengurangan bahan bakar
fosil.
-
Menjaga lingkungan
sekitar.
·
Usaha yang dilakukan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada lingkungan :
-
Menggunakan teknologi
yang ramah lingkungan.
-
Penegakan hukum yang
adil dan konsisten dari pemerintah.
-
Membatasi jumlah
pengambilan tambang dan pemanfaatan SDA.
-
Mengikut sertakan
masyarakat untuk mengatasi permasalahan global.
-
Penggunaan energi ramah
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia dengan pengetahuannya mampu mengubah keadaan lingkungan sehingga
meguntungkan dirinya, untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya perubahan itu dalam
lingkungan yang kecil dan pengaruhnya sangat terbatas. Dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan semakin besar.
Sehingga, manusia ingin menguasai alam. Alam yang awalnya tetap dapat
mempertahankan keseimbangan sekarang keseimbangan itu hilang dan timbul
kerusakan di mana-mana karena ulah tangan manusia.
Salah satu isu lingkungan global
adalah pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas
sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti CO2 akibat
dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses pemanasan global ini terjadi ketika
radiasi dari sinar matahari akan masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari
tersebut akan sampai bumi dan menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi
matahari akan diserap oleh bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke
angkasa. Jika atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari
bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi. Beberapa akibat dari pemanasan global adalah iklim mulai tidak
stabil, peningkatan permukaan laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan
ekologis, dampak sosial dan politik, dampak terhadap kesehatan manusia,
perdebatan tentang pemanasan global. Cara mengurangi pemanasan global adalah
mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya
terjangkau oleh masyarakat luas, menanam pohon, menghijaukan hutan yang telah
gundul, dan melakukan efisiensi pada penggunaan bahan bakar fosil.
Ada beberapa masalah lingkungan nasional, diantaranya
banjir, kerusakan hutan di Indonesia, sampah, dan banjir lumpur panas di
Sidoarjo. Selain masalah lingkungan global dan nasional, ada masalah lokal.
Beberapa penyebab masalah lingkungan lokal, diantaranya kekeringan, banjir,
longsor, erosi pantai, dan instrusi air laut.
DAFTAR
PUSTAKA
Kurniawan, Irwan. 2006. Lingkungan Hidup dan Polusi. Bandung: Penerbit Jember.
Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
PT Raja Gafindo Persada.
http://laylafiyyy.blogspot.com/2013/06/makalah-isu-lingkungan.html
Such an adorable work. Interview preparation tips
BalasHapuspadahal bagus nih makalah tapi sayang musiknya kaga keputer
BalasHapustapi tetep jos lah